Nurcholish Madjid Tentang Demokrasi, Asas Tunggal, Pembaharuan dan Sekularisasi
LUTHFIL HAKIM, Alumni Pesantren Tarbiyatul Mubtadiin, Danawarih, Balapulang, Tegal dan Alumni Pesantren Misbahul Huda Al-Amiriyah, Kambangan, Lebaksiu, Tegal. Prof. Nurcholish Madjid atau akrab disapa Cak Nur merupakan sosok cendekiawan muslim Indonesia yang sangat arif dan bersahaja namun katalog pemikiran dan praksisnya begitu sangat komplit. Jika meminjam istilah dari kiai Ulil Abshar
Rekonstruksi Pendidikan
YUDI LATIF, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Masalah terbesar pembangunan pendidikan di Indonesia saat ini adalah jarak lebar antara aspirasi dan realisasi, antara apa yang disuarakan (voices) dan pilihan kebijakan yang diterapkan (choices). Semua orang tahu pentingnya pendidikan sebagai lokomotif kemajuan bangsa, dan hampir semua orang tahu ada banyak masalah
Pancasila di Era Disrupsi
YUDI LATIF, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Masih relevankah nilai-nilai Pancasila sebagai bintang penuntun atau telah diusangkan zaman. Pertanyaan ini layak dilontarkan dalam perkembangan dunia yang mengalami intensitas disrupsi teknologis yang merobohkan batas ruang dan waktu serta mengedaluwarsakan berbagai pakem dan kemapanan. Perlu terang pikir sebagai pelita hidup bahwa setiap
Kemanusiaan yang Setara
SUKIDI, Pemikir Kebinekaan Visi kemanusiaan yang setara ternyata lahir dari rahim Ramadan. Pesan kesetaraan ini terefleksikan pada titah puasa yang diberlakukan secara setara kepada kita semua, yang dikualifikasikan sebagai orang-orang beriman, tanpa adanya perbedaan kelas sosial, ekonomi, ras, etnik, dan bahkan agama sekalipun. Titah puasa juga diwajibkan secara setara kepada umat beragama
Merealisasikan Idealitas Pancasila
YUDI LATIF, Cendekiawan SETIAP kali kita kembali ke Hari Lahir Pancasila, suasana hati diliputi bayangan mendua. Di satu sisi, kita bangga dengan kegeniusan para pendiri bangsa merumuskan ideologi inklusif yang dapat merekonsiliasikan dan menghumanisasikan segala keragaman bangsa. Di sisi lain, kita merasa cemas mendapati kenyataan inkonsistensi dan kesenjangan antara idealitas