Mengarungi Lautan Ilmu: Kisah tentang Ketekunan Menyelami Semesta Pengetahuan

Fachrurozi Majid

 

Buku “Mengarungi Lautan Ilmu” merupakan kisah perjalanan intelektual Profesor Mulyadhi Kartanegara yang sangat mengesankan. Ketekunannya menyelami kedalaman lautan ilmu mulai dari filsafat, tasawuf, teologi, dan sains membuat kita layak menyebutnya sebagai filsuf muslim Indonesia. Tak perlu sungkan menyebutnya dengan predikat demikian. Dedikasi, ketekunan, serta sederet karya intelektual yang ia lahirkan memang menunjukkan Profesor Mulyadhi demikian.

Dalam karya setebal lebih dari 3000 halaman, dibagi menjadi 6 jilid ini, nampak dengan jelas antusiasme dan kecintaan Profesor Mulyadhi terhadap ilmu pengetahuan. Gayanya menuliskan hasil bacaan dan perenungan intelektualnya terbilang unik dan luar biasa.

Sebelum memindahkanya ke komputer dengan pengaturan dan bentuk seperti yang kita baca saat ini, Profesor Mulyadhi begitu baik merangkai pemikirannya dengan menulis sangat rapi di atas kertas. Hampir tak ada kesalahan tulis dibuatnya. Kalaupun ada tambahan pemikiran yang baru muncul setelah menyelesaikan tulisan, ia sisipkan tanda panah ke bawah dan melengkapi dengan tulisan tambahan di bawahnya. Keahlian menulis tangan semacam itu hanya mungkin dilakukan oleh seseorang dengan tingkat ketelatenan dan kesabaran yang luar biasa.

Kebiasaan menulis pemikiran dengan tulisan tangan telah beliau lakukan sejak lama sebagai akibat dari tradisi menulis catatan harian jauh sebelumnya. Kebiasaan itu ternyata membawa berkah. Faktanya, dengan menulis tangan, ia merasa menjadi sangat produktif dan bahkan berhasil melahirkan karya-karya kurang dari sebulan, seperti “Menembus Batas Waktu” (sekitar 24 hari), “Gerbang Kearifan” (sekitar 14 hari), “Integrasi Ilmu: Sebuah Rekonstruksi Holistik” (sekitar 21 hari), dan “Lentera Kehidupan: Panduan Memahami Tuhan, Alam, dan Manusia” (sekitar 27 hari). Baginya, menulis adalah panggilan hidup, tak ada niat untuk mengejar status profesor sama sekali pada awalnya. Menjadi Guru Besar adalah konsekuensi dari dedikasinya selama ini.

Profesor Mulyadhi merupakan sosok ilmuwan yang berdedikasi dan konsisten dalam menekuni filsafat Islam. Sejak pertama kali menekuni bidang kajian ini, ia tak pernah sekalipun mengubah haluan, apalagi tergoda keriuhan kehidupan sosial-politik kampus tempatnya mengajar kini. Ia menerima tantangan apapun yang dinilai dapat meluaskan pikiran dan meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuannya.

Satu contoh yang bisa disebut, misalnya, saat ia menerima tantangan editor penerbit Pustaka Jaya (sekitar tahun 1983) untuk menerjemahkan “A History of Islamic Philosophy” karya Majid Fakhry, salah satu karya tentang sejarah filsafat Islam yang paling penting hingga kini. Berkat ketekunannya, padahal baru saja lulus kuliah dan belum pernah sekalipun menerjemahkan sebuah karya filsafat, ia berhasil menuntaskan penerjemahan karya itu dalam tempo tujuh bulan.

Karya “Mengarungi Lautan Ilmu: Sebuah Otobiografi” penting untuk dibaca para pencinta ilmu pengetahuan, di mana pun berada. Buku ini ditulis dengan untaian kata yang begitu mengalir dan lugas sehingga memancing pembaca untuk terus membuka halaman demi halaman tanpa merasa bosan.

Buku ini penting, bukan hanya karena merangkum sederet karya intelektual yang pernah dilahirkan Profesor Mulyadhi, tetapi juga karena memberi latar belakang dan menceritakan aneka inspirasi mengapa sebuah karya bisa lahir dari goresan tangan sang filsuf. Inilah kisah bagaimana Profesor Mulyadhi Kartanegara layak menjadi contoh dalam menyelami kedalaman lautan ilmu.

 

Post a comment