Menegakkan Kembali Persatuan Indonesia
SUKIDI, Pemikir Kebinekaan Keutuhan Indonesia sedang dipertaruhkan. Masyarakat semakin terbelah. Prasangka, kebencian, bahkan permusuhan mewarnai karakter baru masyarakat yang terbelah. Kita kehilangan figur pemimpin yang tampil menjadi pemersatu rakyat. Alih-alih mempersatukan rakyatnya yang terbelah, tak sedikit pemimpin malah mempertontonkan libido kekuasaan, tanpa peduli atas pembelahan sosial yang semakin memprihatinkan. Padahal,
Guru Bangsa Berpulang
YUDI LATIF, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Senapas dengan pemikiran Nurcholish Madjid dan Gus Dur, Buya Syafii secara lugas mengingatkan orang-orang Islam untuk lebih mampu menempatkan diri dan menampilkan ajaran agama mereka sebagai pembawa kebaikan untuk semua. Setiap kali seorang cendekiawan besar berpulang, ada lubang di hati kemanusiaan dan kebangsaan yang
Merealisasikan Idealitas Pancasila
YUDI LATIF, Cendekiawan SETIAP kali kita kembali ke Hari Lahir Pancasila, suasana hati diliputi bayangan mendua. Di satu sisi, kita bangga dengan kegeniusan para pendiri bangsa merumuskan ideologi inklusif yang dapat merekonsiliasikan dan menghumanisasikan segala keragaman bangsa. Di sisi lain, kita merasa cemas mendapati kenyataan inkonsistensi dan kesenjangan antara idealitas
Kemanusiaan yang Setara
SUKIDI, Pemikir Kebinekaan Visi kemanusiaan yang setara ternyata lahir dari rahim Ramadan. Pesan kesetaraan ini terefleksikan pada titah puasa yang diberlakukan secara setara kepada kita semua, yang dikualifikasikan sebagai orang-orang beriman, tanpa adanya perbedaan kelas sosial, ekonomi, ras, etnik, dan bahkan agama sekalipun. Titah puasa juga diwajibkan secara setara kepada umat beragama
Pancasila di Era Disrupsi
YUDI LATIF, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Masih relevankah nilai-nilai Pancasila sebagai bintang penuntun atau telah diusangkan zaman. Pertanyaan ini layak dilontarkan dalam perkembangan dunia yang mengalami intensitas disrupsi teknologis yang merobohkan batas ruang dan waktu serta mengedaluwarsakan berbagai pakem dan kemapanan. Perlu terang pikir sebagai pelita hidup bahwa setiap