Watanabe Tomoko, Berjuang untuk Dunia yang Bebas Perang

Fachrurozi Majid

 

Sosok Watanabe Tomoko benar-benar meninggalkan kesan mendalam buat saya. Dialah perempuan-aktivis paling ekspresif yang saya temui sejauh ini. Sejak pertama kali menyambut saya dan teman-teman di Kastil Hiroshima, saya sudah asyik mendengarkan penjelasannya: sangat gamblang dan ekspresif. Tangannya tak berhenti bergerak saat berbicara. Raut muka pun ikut bereaksi mendukung obrolan agar para pendengarnya mengerti dengan baik perihal apa yang ia jelaskan barusan.

Wanatabe adalah Direktur Eksekutif ANT-Hiroshima, lembaga nirlaba yang bergerak untuk perdamaian dan penghijauan lingkungan di Hiroshima. ANT merupakan akronim dari Asian Network of Trust. Lembaga ini hadir sebagai respons atas Hiroshima yang hancur berantakan dihantam bom atom 1945 silam. Watanabe adalah anak korban bom atom. Sang Ibu bekerja untuk Palang Merah, sedangkan ayahnya berkegiatan di stasiun kereta api Hiroshima.

Ketika beranjak dewasa, Watanabe mulai berpikir: apa yang bisa ia lakukan untuk menciptakan dunia yang damai? Dan, mengapa ia harus mengusahakan perdamaian? Pertanyaan itu benar-benar menganggu saya sepanjang diskusi berlangsung.

Sampai sejauh ini, saya belum benar-benar tahu apa saja yang sudah lakukan untuk orang lain. Jangan-jangan semua upaya yang saya kerjakan hanya untuk kepuasan diri semata, belum ada efeknya buat orang lain di sekitar saya? Lalu, apakah itu kebaikan? Kalau, misalnya saja, untuk meraih rida ilahi saya menyikut atau menggeser orang lain, lantas menyatiki mereka, jangan-jangan malah murka ilahi yang saya dapat. Cuma beruntung saja, sebab murka Allah tidak pernah langsung dijawab kontan untuk hamba-Nya.

Ya, benar-benar menganggu. Saya terus memperhatikan penjelasannya dengan saksama. Saya benar-benar terkesan dibuatnya. Mungkin pengulangan kisah yang saya tuliskan ini membosankan buat sebagian orang. Apalagi bagi mereka yang minim empati.

Tapi, saya ingat betul Watanabe bilang bahwa pengulangan kisah kekejaman perang dan monumen perdamaian dibuat dengan maksud untuk mengingatkan umat manusia agar kejadian serupa tak terulang lagi.

Watanabe perlu bantuan untuk mengabarkan perdamaian kepada semesta. Ia pejuang yang tangguh untuk dunia yang bebas perang. Ia mengibaratkan lembaganya seperti “ant” alias semut, yang hanya memiliki kekuatan yang kecil, sehingga perlu dukungan dari berbagai pihak untuk berjuang demi menciptakan dunia yang harmonis dan bebas dari perang.

 

Post a comment