KHAZANAH INTELEKTUAL ISLAM (Editor Nurcholish Madjid)
Nurcholish Madjid, lahir di Jombang, Jawa Timur, 17 Maret 1939 – meninggal di Jakarta, 29 Agustus 2005 pada umur 66 tahun, atau populer dipanggil Cak Nur, adalah seorang pemikir Islam, cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Pada masa mudanya sebagai aktivis & kemudian Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia menjadi satu-satunya tokoh yang pernah menjabat sebagai ketua Umum HMI selama dua periode. Ide dan gagasannya tentang
ISLAM, KEMODERNAN DAN KEINDONESIAAN
Tak sulit disepakati bahwa Nurcholish Madjid adalah seorang pemikir-Muslim modernis atau, lebih tepat, neomodernis—menggunakan peristilahan yang sering ia sendiri lontarkan. Maka, melanjutkan para perambah modernism (klasik) di masa-masa lampau, Nurcholish Madjid berpendapat bahwa Islam harus dilibatkan dalam pergulatan-pergulatan modernistik. Namun, berbeda dengan para pendahulunya, kesemuanya itu tetap harus didasarkan atas
ISLAM, DOKTRIN DAN PERADABAN
Islam semakian diharapkan tampil dengan tawaran-tawaran kultural yang produktif dan konstruktif, serta mampu menyatakan diri sebagai pembawa kebaikan untuk semua, tanpa eksklusifisme komunal. Orang Muslim harus secara otentik mengembangkan paham kemajemukan masyarakat (pluralism sosial). Bergandengan dengan itu dituntut pula kesanggupan mengembangkan sikap-sikap saling menghargai antara sesama anggota masyarakat, dengan menghormati
ISLAM KERAKYATAN DAN KEINDONESIAAN; Pikiran-pikiran Nurcholish Muda
Sejak dia menyulut “heboh intelektual” pada tahun 1970-an, yang kemudian terkenal dengan ide “sekularisasi”-nya, ide-ide segarnya di seputar keislaman terus bermunculan hingga kini. Semua itu, mencitrakan sosok Nurcholish sebagai seorang pemikir yang hanya bergulat dengan ide-ide filosofis dan teologis. Islam, Kerakyatan, dan Keindonesiaan adalah rekaman pikiran-pikiran Nurcholish Madjid semasa muda