Kajian TITIK-TEMU ke-37 “Islam dan Masa Depan Eropa”

 

Sejak krisis dan konflik Timur Tengah semakin meluas, kawasan itu menjadi kawasan ‘merah’ karena tidak aman. Setiap saat mereka bisa menjadi korban oleh pihak-pihak yang bertikai. Warga di kawasan itu kemudian mencari tempat perlindungan. Salah satu kawasan favorit adalah Eropa. Kini sudah jutaan pengungsi dari Timur Tengah membanjiri Eropa.

Bagi Eropa, kenyataan ini menjadi masalah serius. Keseriusan itu tentu bisa dilihat dari banyak dimensi, di antaranya soal politik dan budaya. Namun Angela Merkel, Kanselir Jerman pernah berujar bahwa kita (bangsa Jerman) tidak boleh menolak mereka (imigran) karena alasan agama, karena sikap itu bertentangan dengan jiwa Eropa.

Lepas dari komitmen itu, jumlah imigran muslim yang berjumlah jutaan, dengan tradisi dan agama yang mereka bawa, menarik kita untuk ‘menerawang’ identitas Eropa di masa depan. Untuk sekian lama, identitas Eropa lekat dengan sekularisme dan tradisi kristiani. Masuknya imigran muslim yang membawa budaya baru bagi Eropa, akankah melahirkan negosiasi dan komporomi baru?

Diskusi mengenai hal ini akan diulas dalam Kajian Titik Temu ke-37 bersama Dr. F. Budi Hardiman dan Luthfi Assyaukanie, Ph.D Rabu, 2 November 2016. Jam 18.30 – selesai. Di Omah Btari Sri, Jalan Ampera Raya 11 (Seberang Medco), Cilandak, Jakarta Selatan.

Post a comment